Perbaikan Sistem Pendidikan, Pendidikan untuk Semua

September 10, 2014

Sistem pendidikan merupakan salah satu sistem krusial dari suatu bangsa. Kualitas dari generasi penerus bangsa sangat ditentukan bagaimana sistem pendidikan bangsa tersebut membentuk mereka. Sehingga perbaikan kualitas sistem pendidikan maupun peningkatan sarana dan prasarana pendukung dari sistem pendidikan tersebut harus selalu diperhatikan. Seperti halnya tahun ini, dimana kurikulum baru mulai diterapkan di sistem pendidikan Indonesia. 


Kurikulum 2013 menjadi fenomena yang besar di Indonesia karena bentuk dan pelaksanaan kurikulum ini sangat berbeda dengan kurikulum-kurikulum sebelumnya terutama di tingkat pendidikan dasar. Untuk lebih jelas mengenai kurikulum 2013 dapat dilihat pada sumber berikut. Dukungan maupun penolakan  mewarnai pelaksanaan dari kurikulum ini.

Dukungan datang karena kurikulum 2013 ini dalam penyusunannya diklaim telah melalui penelitian dan persiapan sejak tahun 2010 (lihat berita). Sedangkan penolakan muncul karena pemerintah dinilai belum siap melaksanakan kurikulum 2013 yang dapat dilihat dari keterlambatan buku-buku pendukung di banyak sekolah dan minimnya pelatihan serta sosialisasi dari pemerintah tentang kurikulum 2013 (lihat berita).

Perubahan kurikulum pendidikan diharapkan mampu meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia. Akan tetapi, cukupkah dengan perubahan kurikulum tersebut mampu membawa Indonesia menjadi bangsa mandiri, kuat, dan terdepan? Selain itu, meskipun perubahan kurikulum terus dilakukan untuk memperbaiki kualitas pendidikan tetapi jika akses pendidikan itu sendiri masih sulit dijangkau semua kalangan masyarakat maka pencetakan generasi-generasi penerus bangsa yang berkualitas pun tidak akan optimal. Dari data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik(BPS) tahun 2013, rata-rata nasional angka putus sekolah usia 7–12 tahun mencapai 0,67 persen atau 182.773 anak; usia 13–15 tahun sebanyak 2,21 persen, atau 209.976 anak; dan usia 16–18 tahun semakin tinggi hingga 3,14 persen atau 223.676 anak. Data tersebut menunjukkan, pendidikan yang menjadi kebutuhan pokok ternyata masih belum dinikmati seluruh anak maupun pemuda di Indonesia.Bahkan catatan dari Dikti menunjukkan sekitar 3,2 juta remaja usia kuliah belum mengenyam pendidikan tinggi di Provinsi Jawa Tengah (lihat berita). 

Kendala-kendala yang menyebabkan pendidikan di Indonesia belum terjangkau semua kalangan masyarakat tidak dapat begitu saja diabaikan karena hal tersebut merupakan masalah yang telah mengakar sejak lama.

You Might Also Like

0 comments