Saat Eropa disebut mengalami zaman kegelapan, di sisi lain
terdapat suatu peradaban yang mengalami zaman keemasan. Suatu peradaban yang
menyumbangkan dasar-dasar ilmu pengetahuan dalam perkembangan teknologi saat
ini. Namun sayang, ternyata peradaban ini tidaklah dikenal bahkan terkesan
disembunyikan. Mengapa peradaban yang begitu besar dan menyumbangkan banyak
manfaat untuk kemajuan teknologi saat ini terabaikan?
Siapa yang tidak mengenal Einstein, Newton, Kepler, Wright
bersaudara dan ilmuwan-ilmuwan barat lain yang namanya sering muncul di
buku-buku pendidikan. Tetapi jika disebutkan nama-nama seperti Al khawarizmi,
Ibnu Sina, atau Jabir Ibnu Hayyam hanya sedikit yang tahu besar sumbangan
mereka untuk perkembangan ilmu pengetahuan saat ini.
Al Kharizmi adalah penemu angka 0. Tidak bisa dibanyangkan
jika seandainya angka 0 tersebut tidak pernah ditemukan. Perkembangan teknologi
yang sekarang berbasis kemudahan tidak akan bisa dinikmati manusia. Siapa itu
Ibnu Sina? Dia adalah penulis buku Al Qanun yang hingga sekarang masih
digunakan sebagai referensi otentik dalam bidang kedokteran. Pasti hampir setiap
anak muda pernah merasakan diabadikan gambarnya melalaui lensa kamera. Ibnu Al
Haytam, dialah sang penemu cikal bakal lensa kamera dengan percobaannya menggunakan
lilin dan cermin. Jika Wright bersaudara pernah berkeinginan untuk terbang,
ribuan tahun sebelumnya ternyata telah ada seseorang yang juga berkeinginan
untuk terbang dan merancang model cikal bakal pesawat, dialah Abbas Ibnu
Firnas. Ternyata ilmuwan perempuan pun juga lahir pada masa peradaban tersebut,
Maryam Al Asturlabi sang penemu astrolube yang menjadi dasar pembuatan kompas dan satelit navigasi.
Selain tokoh-tokoh yang disebutkan tersebut, masih banyak
tokoh-tokoh dan karya-karya yang dihasilkan dari peradaban emas itu. Bahkan
tokoh-tokoh tersebut bukan hanya menguasai satu bidang keahlian saja, tetapi
berbagai bidang keahlian. Ilmu alam, ilmu sosial, bahasa, dan agama mampu
dikuasai mereka. Jika peradaban islam dulu mampu melahirkan tokoh-tokoh
tersebut, maka seharusnya umat islam sekarang pun mampu melakukannya. Suatu
perubahan tidak akan mampu terjadi jika
hanya didorong dari individu-individu saja tetapi juga harus didukung suatu
sistem yang mampu mengayomi individu-individu tersebut.