By Christoph Roser at AllAboutLean.com under the free CC-BY-SA 4.0 license. |
Perkembangan dunia digital telah memberikan pengaruh besar bagi generasi yang hidup di masa sekarang. Sebagaimana banyak pakar telah menggolongkan generasi muda yang hidup saat ini sebagai generasi millenial. Mereka adalah kelompok yan lahir pada kisaran tahun 1980- 2000an. Oleh Ericsson dijelaskan bahwa generasi ini hidup pada saat produk teknologi mewarnai gaya hidup mereka. Sebagai akibatnya, berbagai produk teknologi baru pun terus bermunculan. Para pelaku industri turut ikut melakukan adaptasi dari perkembangan teknologi tersebut. Bahkan, bukan hanya pelaku industri saja yang dipaksa harus mampu beradaptasi, sektor-sektor publik seperti pendidikan, kesehatan, dan pemerintahan juga harus mulai melakukan revolusi mengikuti perkembangan teknologi.
Hal tersebut sejalan dengan apa yang disebut Revolusi Industri 4.0 (RI 4.0). Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto sempat menjelaskan bahwa pada RI 4.0, industri melakukan lompatan besar dengan memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sepenuhnya. Menperin juga menambahkan lima teknologi utama yang menopang pembangunan sistem Industri 4.0, yaitu Internet of Things, Artificial Intelligence, Human–Machine Interface, teknologi robotik dan sensor, serta teknologi 3D Printing. Pemerintah Indonesia juga telah menyiapkan Roadmap untuk menghadapi RI 4.0 tersebut.
Salah satu sektor yang menyokong keberhasilan Indonesia dalam menghadapi RI 4.0 adalah sektor pendidikan. Sehingga tidak mengherankan jika kebijakan pendidikan tinggi secara masif diarahkan untuk menghadapi RI 4.0. Pendidikan tinggi diharapkan dapat meningkatkan peran Iptek Indonesia di tengah persaingan global karena RI 4.0 bukan hanya dihadapi oleh Indonesia tetapi warga dunia.
Bappenas menyampaikan bahwa Indonesia telah merumuskan delapan strategi untuk meningkatkan peranan iptek dan inovasi bagi pembangunan, pertumbuhan, dan produktivitas nasional dan menjadikan Indonesia sebagai salah satu Pusat Pengembangan Iptek dan inovasi di Kawasan Asia dan Dunia. Kedelapan strategi tersebut yaitu 1) Pembentukan Sistem Nasional Iptek dan Inovasi, serta inisiatif Dana Inovasi; 2) Peningkatan kapasitas institusi dan Pembibitan SDM Iptek; 3) Pengembangan teknologi berbasis potensi kewilayahan dan budaya; 4) Pengembangan penelitian sosial-humaniora untuk menunjang inovasi dan produktivitas di masyarakat; 5) optimalisasi foreign direct investment (FDI) dan global value chain (GVC) sebagai sarana alih teknologi; 6) pelembagaan Triple Helix; 7) pembangunan infrastruktur pendukung research and development (R&D) yang bernilai strategis; dan 8) penciptaan ekosistem yang kondusif untuk menumbuhkan technopreneur dan startup. Salah satu strategi yang perlu digarisbawahi dari kedelapan strategi yang telah disebutkan yaitu kebijakan model triple helix. Kelembagan triple helix sendiri adalah sinergi dan penyatuan tiga elemen (university, enterprise and government). Universitas menyumbangkan hasil pemikiran dan riset untuk dapat dimanfaatkan oleh industri dengan pemerintah sebagai regulatornya.
Triple Helix approach to aligning innovative environmental initiatives in the supply chain using EMAS (Razak, 2016)
|
Konsep kelembagaan triple helix ini mengindikasikan riset perguruan tinggi ditujukan untuk pertumbuhan ekonomi dan dilaksanakan berdasarkan kebutuhan industri atau bisnis, bukan benar-benar untuk kesejahteraan rakyat. Hasil pemikiran dan riset diposisikan sebagai jasa yang dikapitalisasi dan dikomersialkan demi mengejar pertumbuhan ekonomi. Posisi pemerintah yang hanya dijadikan sebagai regulator dan fasilitator juga semakin menunjukkan dikerdilkannya peran negara untuk mengurusi kebutuhan dasar berupa pendidikan bagi warga negaranya. Hal ini yang perlu diwaspadai karena adanya RI 4.0 dengan model triple helix sebagai salah satu kebijakan penyokongnya akan semakin mengkristalkan pandangan hidup kapitalistik yang rusak.
Sumber:
Razak, A. A., Rowling, M., White, G., & Mason-Jones, R. (2016).
Public sector supply chain management: A triple helix approach to
aligning innovative environmental initiatives. Форсайт, 10(1 (eng)).
Kebijakan Pembangunan IPTEK untuk Kemajuan Bangsa
Strategi RI Masuki Revolusi Industri Ke-4
Peranan Perguruan Tinggi Dalam Penerapan Triple Helix
Kebijakan Pembangunan IPTEK untuk Kemajuan Bangsa
Strategi RI Masuki Revolusi Industri Ke-4
Peranan Perguruan Tinggi Dalam Penerapan Triple Helix