Suasana Ramadhan selalu menciptakan atmosfer yang berbeda
dengan bulan-bulan lainnya. Jika di luar Ramadhan mengajak teman-teman bersama
ke pengajian atau tilawah begitu sulit, namun ketika Ramadhan hal tersebut
menjadi ringan.Berbagai kegiatan amal dilakukan. Masjid-masjid selalu rutin
menggelar pengajian. Ayat-ayat suci Al Quran selalu dilantunkan dari terbenam
hingga terbitnya kembali fajar. Semua muslim seakan tidak ada yang lelah
mengumpulkan amal. Semangat sebagai muslim untuk berlomba dalam kebaikan sangat
terasa ketika Ramadhan. Hal tersebut yang membuat kerinduan dengan Ramadhan
selalu menjangkiti ketika melewati bulan-bulan lainnya. Andaikan semangat itu
tetap ada di bulan-bulan lainnya, harapan besar tercipta ketentraman dan
kesejukan sama halnya ketika Ramadhan.
Indonesia menempati urutan pertama sebagai Negara terkorup
di Asia (Transparancy Internasional, 2005). Korupsi seakan sudah menjadi budaya yang lestari dari tingkat teri hingga
kakap. Korupsi sendiri sangatlah lekat dengan lembaga maupun instansi pemerintahan
karena memang mayoritas tokoh korup yang tertangkap adalah tokoh-tokoh yang
duduk di lembaga dan instansi pemerintahan. Aliran uang terbanyak juga bergulir
di pemerintahan karena banyak sumber dana yang menaglir ke sana mulai dari
pajak hingga pengelolaan SDA Indonesia.
Sekarang jika melihat kondisi tokoh/pejabat yang kini duduk
di pemerintahan, bagaimana langkah-langkah mereka untuk dapat duduk di
pemerintahan tersebut? Berapa banyakkah baliho-baliho, poster-poster yang
dipasang untuk kampanye mereka? Berapa besar biaya yang harus dikeluarkan untuk
menarik simpatisan yang mau mendukung mereka? Mungkinkah modal tersebut
benar-benar dikeluarkan tanpa berkeinginan adanya timbal balik?
Sistem pemilihan yang mengandalkan suara terbanyak mendorong
setiap tokoh yang menginginkan posisi di pemerintahan berlomba untuk merebut
simpati pemilih. Demi mendapat suara terbanyak, tidak sedikit dana yang
digelontorkan. Dari ratusan juta hingga milyaran. Dari mana modal dana tersebut
diperoleh? Tentu ada sokongan dari pemilik modal di luar tokoh tersebut baik
pengusaha maupun parpol yang mengusung tokoh tersebut.Bahkan sering juga
diberitakan asal dana kampanye tersebut berasal dari sumber dana fiktif. Sumber
dana fiktif ini pun diindikasikan sebagai sumber dana korupsi. Korupsi lagi?
Jika melihat sumber dana kampanye, bukan tidak mungkin posisi tokoh yang
dicalonkan yang nantinya menempati jabatan di pemerintahan akan mengusung
kepentingan-kepentingan dari parpol dan pengusaha/pemilik modal yang
menyumbangkan rupiahnya untuk mereka. Sehingga tidak heran jika pemerintah pun
letoy jika berhadapan dengan para pengusaha / pemilik modal tersebut. Sebagai
contoh dapat dilihat ...
http://www.kedaiberita.com/index.php/Suara-Pembaca/sbsi-92-pemerintah-takluk-dengan-pemodal.html dan http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/01/18/lxz7lg-pemerintah-jegal-mobil-esemka.
http://www.kedaiberita.com/index.php/Suara-Pembaca/sbsi-92-pemerintah-takluk-dengan-pemodal.html dan http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/01/18/lxz7lg-pemerintah-jegal-mobil-esemka.
Dikarenakan hal tersebut, pengertian politik sendiri di
kalangan masyarakat awam menjadi tergeser.
Politik diartikan sebagai yang memegang kekuasaan. Masyarakat pun
menjadi jengah jika disebutkan kata tersebut karena politik sudah lekat sebagai
kata yang tidak terlepas dengan KKN (Korupsi Kolusi Nepotisme). Padahal,
seharusnya politik diartikan sebagai bagaimana cara/aturan untuk menuju kesejahteraan
rakyat bukan menuju pada kekuasaan.
Tiap kalian adalah pemimpin dan tiap kalian dimintai
pertanggungjawaban atas pemeliharaan urusan rakyatnya (orang yang diurusnya) (HR
Al Bukhari, Muslim, Ahmad, Abu Dawud, At Tirmidzi)
Saat Eropa disebut mengalami zaman kegelapan, di sisi lain
terdapat suatu peradaban yang mengalami zaman keemasan. Suatu peradaban yang
menyumbangkan dasar-dasar ilmu pengetahuan dalam perkembangan teknologi saat
ini. Namun sayang, ternyata peradaban ini tidaklah dikenal bahkan terkesan
disembunyikan. Mengapa peradaban yang begitu besar dan menyumbangkan banyak
manfaat untuk kemajuan teknologi saat ini terabaikan?
Siapa yang tidak mengenal Einstein, Newton, Kepler, Wright
bersaudara dan ilmuwan-ilmuwan barat lain yang namanya sering muncul di
buku-buku pendidikan. Tetapi jika disebutkan nama-nama seperti Al khawarizmi,
Ibnu Sina, atau Jabir Ibnu Hayyam hanya sedikit yang tahu besar sumbangan
mereka untuk perkembangan ilmu pengetahuan saat ini.
Al Kharizmi adalah penemu angka 0. Tidak bisa dibanyangkan
jika seandainya angka 0 tersebut tidak pernah ditemukan. Perkembangan teknologi
yang sekarang berbasis kemudahan tidak akan bisa dinikmati manusia. Siapa itu
Ibnu Sina? Dia adalah penulis buku Al Qanun yang hingga sekarang masih
digunakan sebagai referensi otentik dalam bidang kedokteran. Pasti hampir setiap
anak muda pernah merasakan diabadikan gambarnya melalaui lensa kamera. Ibnu Al
Haytam, dialah sang penemu cikal bakal lensa kamera dengan percobaannya menggunakan
lilin dan cermin. Jika Wright bersaudara pernah berkeinginan untuk terbang,
ribuan tahun sebelumnya ternyata telah ada seseorang yang juga berkeinginan
untuk terbang dan merancang model cikal bakal pesawat, dialah Abbas Ibnu
Firnas. Ternyata ilmuwan perempuan pun juga lahir pada masa peradaban tersebut,
Maryam Al Asturlabi sang penemu astrolube yang menjadi dasar pembuatan kompas dan satelit navigasi.
Selain tokoh-tokoh yang disebutkan tersebut, masih banyak
tokoh-tokoh dan karya-karya yang dihasilkan dari peradaban emas itu. Bahkan
tokoh-tokoh tersebut bukan hanya menguasai satu bidang keahlian saja, tetapi
berbagai bidang keahlian. Ilmu alam, ilmu sosial, bahasa, dan agama mampu
dikuasai mereka. Jika peradaban islam dulu mampu melahirkan tokoh-tokoh
tersebut, maka seharusnya umat islam sekarang pun mampu melakukannya. Suatu
perubahan tidak akan mampu terjadi jika
hanya didorong dari individu-individu saja tetapi juga harus didukung suatu
sistem yang mampu mengayomi individu-individu tersebut.
Sebagai mahasiswa tentu tidak asing dengan 4 peran mahasiswa
yaitu mahasiswa sebagai agent of change, moral force, social control, dan iron
stock. Keempat peran tersebut pasti sudah sering didengungkan terutama di
kalangan mahasiswa. Lalu jika kit asudah mengetahui peran mahasiswa tersebut,
lantas apa? Dalam realita sekarang, ternyata mahasiswa belum mampu memenuhi
ke-4 peran tersebut. Justru, mahasiswa terjebak dalam sistem yang membuat
mereka menjadi pragmatis, individualis, dan materialistis.
Ada mahasiswa yang hobinya bersenang-senang, nonton film,
shopping, pacaran serta melakukan hal-hal lain yang sifatnya 'yang penting
happy'.
Di sisi lain,
mahasiswa yang mengaku sebagai aktivis, mengikuti satu kepanitiaan ke
kepanitiaan lain ternyata terkadang tidak memiliki ideologi yang kuat untuk
dijadikan landasan mengikuti kegaiatan-kegiatan tersebut. Hanya sekedar
eksistensi dirikah?
Selain kedua tipe mahasiswa di atas, saat ini mahasiswa juga
memiliki tipe sebagai mahasiswa SO (Study Oriented) yang begitu mengagungkan
nilai A dan IPK tinggi. Di dalam pikirannya hanya terbersit bagaimana nantinya
IPK saya bisa tinggi, lulus cumlaude, dan mendapat kerja mapan.
Sayangnya, tipe-tipe mahasiswa tersebut seakan tutup mata
akan realita masalah yang dihadapi masyarakat. Cetakan-cetakan intelektual yang
dihasilkan justru menjadi koruptor dan antek asing. Inikah tipe-tipe mahasiswa yang ingin
dibentuk sistem pendidikan saat ini?
Kita sebagai mahasiswa harus membuka mata. Membuka mata akan
problematika bangsa ini. Jangan mudah dibutakan media, tetapi kita harus
mencari fakta.Karena kita sebagai mahasiswa (seorang pemuda) mempunyai kekuatan
lebih untuk melakukan perubahan.
Tidak ada salahnya menulis mimpi-mimpi kita. Karena sebagai
manusia yang penuh kekurangan, sifat lupa tentu dimiliki manusia. Mimpi-mimpi
yang dituliskan tersebut bukan hanya sebagai tulisan yang tertuang di kertas
kemudian dilupakan tanpa realisasi. Mimpi-mimpi yang dituliskan bukan hanya
teori tanpa praktek. Mimpi-mimpi yang dituliskan nyata di atas kertas adalah
langkah nyata awal yang dapat diusahakan untuk kita meraih mimpi-mimpi itu.
Langkah nyata untuk menutupi sifat lupa, sifat mudah kehilangan semangat, dan
sifat mudah goyah dari manusia. Meskipun baru belasan mimpi yang telah aku
tuliskan, namun 4 diantaranya telah tercoret. Dengan niat dan langkah yang
lurus, tinta ini siap mencoret mimpi-mimpi lainnya.
Kaum perempuan saat ini tidak ubahnya dengan dengan kondisi umat pada masa sebelum Islam datang, hanya saja dalam bentuk yang agak berbeda. Kerusakan moral, tindak kekerasan, dan kemiskinan tak bisa terlepas dari kehidupan perempuan saat ini.
Sayangnya, kaum perempuan saat ini menggunakan pijakan selain Islam sebagai dasar penyuaraan aspirasi mereka. Kebebasan perempuan untuk berkiprah di berbagai bidang dianggap sebagai solusi yang mampu menyelesaikan persoalan-persoalan yang membelit mereka. Tapi apa yang terjadi saat ini? Hal tersebut justru membawa kaum perempuan kembali ke jaman jahiliyah dan kegelapan. Kerusakan moral, pelecehan,dan tindak kekerasan tetap saja menimpa kaum perempuan. Perempuan menjadi barang dagangan, alat promosi berbagai produk,dilacurkan, dan dieksploitasi. Sebagai contoh di Indonesia, Komnas Perempuan mencatat bahwa selama rentang 1998-2010 sebanyak 25% kasus yang menimpa perempuan adalah kasus kekerasan seksual, berupa perkosaan, pelecehan seksual, eksploitasi seksual, penyiksaan seksual dsb. Bahkan wanita Indonesia menurut Migrant Care, 43% atau sekitar tiga juta wanita Indonesia yang bekerja di luar negeri adalah korban perdagangan manusia yang oleh PBB digolongkan sebagai perbudakan modern.
Selama ini, perempuan telah dirancukan pemikirannya bahwa untuk mendapatkan hak-haknya seorang perempuan harus banyak uang, cantik, dan pintar. Jika mereka ingin dianggap setara dengan laki-laki, maka mereka harus berkiorah di ranah publik. Paham-paham kapitalis-liberal pun dirasukkan ke dalam pemikiran perempuan. Mereka mengungkapkan bahwa nasib perempuan dalam Islam tidak akan pernah mencapai kesejahteraan karena islam tidak adil terhadap perempuan.
Padahal, di dalam Islam kaum perempuan begitu dimuliakan. Sebut saja Khadijah r.a., wanita mukmin pertama yang mendukung Rasulullah dan Islam, Aisyah r.a., seorang sosok kaum intelektual perempuan, dan masih banyak sosok muslimah lain yang selain taat kepada suami tetapi juga berkata benar di ranah suaminya. Seperti itulah posisi perempuan dalam Islam. Selain segenap potensinya dalam berbagai bidang diberdayakan, mereka juga dijaga kehormatannya dengan sempurna. Rasulullah telah berpesan untuk menjaga permpuan dengan sebaik mungkin. Perempuan adalah sebagai ibu yang tangguh bagi anak-anaknya, dan pejuang kebenaran di tengah umat. Nabi SAW bersabda: Sesungguhnya kaum wanita itu adalah saudaranya kaum pria (HR. Ahmad). Kaum perempuan bukanlah warga kelas dua yang bisa ditindas kaum adam. Allah berfirman dalam surat Ali Imran ayat 195 yang artinya:
“Sesungguhnya Aku tidak menyia-nyiakan amal orang-orang yang beramal dianta kamu, baik laki-laki atau perempuan. (karena) sebagian kamu adalah turunan dari sebagian yang lain…”
Islam begitu menjaga kehormatan perempuan dengan mewajibkan untuk menjaga interaksi sosial antara kaum laki-laki dan perempuan. Antara mereka wajib menutup aurat, saling menjaga pandangan dan menghindari khalwat. Islam juga mewajibkan perempuan untuk berjilbab ketika beraktifitas di masyarakat umum, dan dilarang bertabarruj menampakkan kecantikan dan perhiasannya kepada laki-laki selain mahram. Dengan begitu kaum perempuan tidak akan banyak menghabiskan waktu mereka di ranah public dengan bercampur baur dengan pria yang bukan mahram, dimana hal tersebut membuka peluang terjadinya kejahatan seksual pada mereka. Di sisi lain, Islam pun membuka ruang bagi kaum perempuan untuk berkiprah dalam aktivitas yang diperbolehkan seperti jual beli, menjadi pedagang, bahkan qadhi. Seperti masa kekhalifahan Umar r.a. yang mengangkat Syifa’ sebagai qadhi hisbah. Demikian pula untuk hal diwajibkan syariat seperti menuntu ilmu dan berdakwah.
Sudah tampak jelas bahwa Islam begitu menjaga kemuliaan, kehormatan, harkat dan martabat kaum perempuan. Betapa aturan Islam yang disampaikan oleh Rasulullah SAW tidak pernah mengabaikan salah satu pihak, kaum perempuan ataupun kaum laki-laki. Islam ada untuk mengatur seluruh aspek kehidupan yang mewujudkan ketentraman seluruh umat manusia.
Setiap akhir perkuliahan sebagai pengganti ujian akhir semester, beberapa mata kuliah di jurusan saya memberi tugas akhir semester atau biasa disebut Final Project (FP). Selama dua semester yang telah saya lalui, Final Project tersebut menjadi beban yang selalu dikeluhkan. Bahkan ketika awal perkuliahan, saya dan kebanyakan teman-teman lebih memilih dosen yang tidak memberikan final project. Final Project memang bukanlah tugas yang dapat diselesaikan sempurna dengan sistem kebut semalam. Kalau UAS mungkin masih bisa, tapi FP jangan harap. Alur dari final project pun runtut, mulai dari tahap proposal, proses pembuatan, hingga demo akhir. Untuk semester 3 yang telah saya lalui ada tiga mata kuliah yang mengharuskan setiap mahasiswa membuat FP dan salah satu mata kuliah tersebut adalah mata kuliah yang sempat saya hindari FP-nya di awal perkuliahan. Berikut ini adalah produk Final Project yang telah saya bersama teman-teman sekelompok saya kerjakan:
Final Project Basis Data:
Sistem Informasi Rawat Inap Rumah Sakit
Sistem Informasi Rawat Inap Rumah Sakit
Final Project ini meminta kami untuk membuat suatu sistem informasi rawat inap yan dapat memberi informasi rawat inap pasien, rekam medik pasien, data pasien, data dokter beserta jadwal, dan data perawat beserta jadwal. Tahap pengerjaan untuk sistem Informasi ini bisa dikatakan yang paling banyak memakan waktu tahap persiapan Karena di awal praktikum kami sudah diharuskan merancang sistem informasi ini dalam bentuk CDM/PDM atau diagram konseptual/diagram fisik, seperti ini contohnya:
Dari sekian final project yang kami kerjakan, final project ini yang menurut saya paling berhasil hehe. Final Project mata kuliah PBO ini adalah yang paling maksimal saya kerjakan karena mungkin juga satu kelompok hanya dua orang sehingga tidak mungkin hanya pangku tangan, selain itu koordinasinya pun lebih mudah. Final project ini pun juga tidak dikerjakan dengan sistem deadliners.
Produk yang berhasil kami selesaikan antara lain mampu melakukan taransaksi pengajuan lamaran kerja ke perusahaan yang telah terdaftar di sistem informasi kami dan pihak penyedia kerja dapat memberi konfirmasi ke penacari kerja yang mengajukan lamaran kerja.
Tampilan Awal Sistem Informasi Depnaker |
Final project sistem Operasi:
Linux From Scratch, SECRETHOS (Linux for Offices Secretary)
Linux From Scratch, SECRETHOS (Linux for Offices Secretary)
Produk yang ingin kami buat adalah Secrethos (Linux for Office Secretary) yaitu linux untuk manajemen sekretaris perkantoran. Linux ini memberi kemudahan bagi sekretaris suatu kantor untuk menjalankan tugas administrasi. Untuk final project yang satu ini sebenarnya final project yang menurut saya tidak menggunakan materi yang diperoleh selama kuliah sistem operasi. Final Project ini sekedar menambah pengalaman kami bagaimana membangun suatu sistem operasi Linux, bukan implementasi dari materi yang telah kami dapatkan di kelas. Meskipun begitu saya cukup excited dengan final project ini. Apabila dimisalkan seperti kita merakit suatu mainan dengan buku petunjuk yang sudah ada.Seperti itulah final project sistem operasi ini saya mislakan. Seperti halnya merakit suatu mainan pasti hal yang utama diperhatikan adalah kesabaran, keteletian, dan keuletan.
Apabila selama ini Final Project dijadikan beban bagi saya dan teman-teman, untuk saat ini saya akan mulai melihat final project dari sisi berbeda bukan sebagai beban yang harus diselesaikan tetapi sebagai media untuk menambah pengalaman sebelum terjun ke dunia luar nantinya.